Gelar Upacara Adat Tingkepan/Mitoni

Salah satu tradisi Tingkepan/Mitoni, mulai jarang ditemui di lingkungan masyarakat. Kelurahan Pringgokusuman Kec. Gedongtengen, masih memiliki semangat melestarikan tradisi tingkepan tersebut. Tingkepan berasal dari kata pitu (tujuh), acara ini dilaksanakan pada wanita yang memasuki usia kehamilan tujuh bulan.

Pada hari Selasa 10 Desember 2019, bertempat di nDalem Notoyudan dilaksanakan Gelar upacara adat Tingkepan terselenggara kerja sama Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta dengan Paguyuban Gerbong Teater Kelurahan Pringgokusuman Kecamatan Gedongtengen. Acara ini didanai melalui Dana Keistimewaan (Danais).

Tingkepan merupakan sebuah doa agar pertolongan datang pada ibu yang sedang mengandung. Selain mohon doa dan kelancaran dalam persalinan, tingkepan juga disertai doa agar kelak si anak menjadi pribadi yang berbhakti.

Dalam Tingkepan ada beberapa ritual yang dilakukan secara berurutan. Pertama diawali dengan sungkeman yang dilakukan pasangan suami istri dengan kedua orangtuanya. Kemudian dilanjutkan siraman untuk menyucikan secara lahir dan batin sang ibu dan calon bayi. Selanjutnya ada prosesi dimana calon bapak memutus janur yang dilingkarkan di perut istrinya dengan keris. Setelah itu calon bapak langsung mundur tiga langkah, berbalik dan berlari. lantas diadakan prosesi brojolan dimana kedua calon eyang putri menerima kelapa bergambar Wayang Kamajaya dan Wayang Kamaratih. Mereka menggendongnya sambil ditimang-timang kemudian dibawa ke kamar dan ditidurkan. Selanjutnya adalah prosesi pantes-pantesan, dalam tahap ini sang ibu akan berganti busana sebanyak tujuh kali sampai pantas. Memasuki puncak prosesi, calon ibu dan suaminya bersama-sama memotong tumpeng. Ini dinamakan dahar kembul dengan piring layah dari tanah liat. Selanjutnya memakan bubur procot yang bermakna agar melahirkan dengan lancar.

Setelah rangkaian prosesi, kemudian calon ibu berjualan dawet dan rujak dengan uang kreweng, yang sudah dibagiakan kepada tamu undangan. Filosofinya usaha sebagai calon orang tua untuk bisa memenuhi kebutuhan anaknya kelak, dengan harapan anak mendapatkan rejeki untuk dirinya dan kedua orangtua mereka.