KENDURI JENANG SURAN #5 kELURAHAN PRINGGOKUSUMAN

Bagi masyarakat Jawa, bulan suro bukan saja  awal Tahun Baru dan sistim penanggalan jawa. Bulan ini di anggap sebagai bulan sakral bagi sebagian masyarakat jawa. Berbagai upacara dan ritual tradisional kerab di lakukan demi ngalap berkah. Istilah malam 1 Suro adalah nama lain dari malam 1 Muharam dalam penanggalan Hijriah.

Bagi umat Islam, bulan Muharram termasuk salah satu bulan suci, di mana oleh Rasulullah, umat Islam diperintahkan untuk berintrospeksi diri (muhasabah), baik untuk tahun yang telah lewat maupun tahun yang akan datang. Ritual mujahadah, doa, bersedekah dalam tradisi Jawa termasuk selamatan, kenduri, bertapa, dan sejenisnya memiliki akar tegas dalam tradisi keberagaman Islam yang bercorak Jawa

Alasan KENDURI JENANG SURAN di kelurahan Pringgokusuman. Pringgokusuman yang terletak di tengah kota Yogyakarta perbatasan dng Timur kel. Sosromenduran, selatan kel. Ngampilan Utara kel. Bumijo. Kel. Pringgokusuman mempunyai dua tempat pemandian yang di bangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwona ke VII Yaitu Candi Donotirto yg terletak di kemetiran kidul dan Candi Wadon Yang berada di kampung Pringgokusuman. Dua tempat pemandian ini bersumber dari Kali larangan yg airnya juga merupakan bagian dari Kali winongo dan Kali buntung. Filosofi tempat pemandian candi Donotirto ini merupakan tempat untuk membersihkan diri bagi warga masyarakat dalam kehidupan sehari hari karena dlm masa penjajahan Belanda tdk di ijinkan untuk mandi, cuci dan bersih bersih di Kali yg terletak di kampung pringgokusuman. Maka terjadi perjanjian antara Sri Sultan Hamengkubuono ke VII dng pihak Belanda bahwa masyarakat di bolehkan mandi cuci dan memberihkan diri  dengan di buat dua buah candi yaitu candi wadon dan Candi Dono Tirto. Candi Dono Tirto dimaksudkan agar masyarakat senantiasa dlm hidupnya dapat memperoleh kedamaian, kesejahtetan karena memperoleh aliran sungai larangan ini Yang bermuara ke Masjid Agung Kauman alun alun utara dan keselatan ke taman sari menuju laut selatan. 

Selama masa pandemi kegiatan Kenduri Jenang Suran tidak bisa dilaksanakan, dan tahun 2022 ini dapat terlaksana kembali dengan didanai oleh Danais melalui Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta. Selain itu juga mendapat support dana dari berbagai donatur serta dana Swadaya Masyarakat Se-Kelurahan Pringgokusuman

Pada hari Minggu 14 Agustus 2022 dimulai jam 09.00 WIB dilaksanakan kegiatan Kenduri Jenang Suran dengan diawali kirab jodhang Jenang Suran dimulai dari Candi Donotirto RW 17 dilepas oleh Lurah Pringgokusuman, berakhir dan berpusat di ndalem Notoyudan RW 23. Kegiatan kirab diikuti oleh warga dari 7 Kampung yang ada di wilayah Kelurahan Pringgokusuman dengan sebagai pembuka adalah Bregodo Notoyudo. Sampai di nDalem Notoyudan, kirab diterima oleh Mantri Pamong Praja Gedongtengen yang nantinya akan diletakkan di tengan pendopo dan akan didoakan dan dikendurikan sama-sama, dengan diiringi tembang macapat dan sholawat. 

Salam budaya..... Lestari budayaku......

#Pringgkokusuman_Bersahaja